Wednesday, April 30, 2014

Iam pengen ngaji

"Bun, ajarin Iam ngaji ya." Anakku yang baru berumur 4 tahun itu tiba-tiba berkata demikian, aku yang sedari tadi membaca buku jadi memperhatikannya.
"Emang Iam udah tau huruf-huruf hija'iyah? " Tanyaku padanya.
"Udah dong ... Iam kan belajar di PAUD, Bunda gimana sih! " celotehnya membuat aku gemes. Ilham, lengkapnya Ilham Perdana Saufi, anak lelakiku yang dikaruniai oleh Allah SWT setelah 2 tahun pernikanahanku dengan Mas Saufi. Diawal pernikahanku, aku sedikit kecewa karena belum juga isi. Sebelumnya aku didiagnosa mengidap kista namun masih jinak. Alhamdulillah dengan izin Allah, Dia memberikan kami kepercayaan juga untuk menjaga dan mendidik Iam.
"Masa sih ... mana coba liatin Bunda kalau iya Iam ada belajar huruf hija'iyah?" Aku menantangnya, memancing reaksi putra kecilku itu.
"Bunda gak percaya ya ama Iam? Nih, Iam tunjukin ama Bunda." berdiri, dia berlari kearah kamarnya lalu muncul dengan mementeng buku bergambar karikatur anak kecil yang didepannya bertuliskan "Mari Mengenal Huruf Hijaiyah".
"Nih Bun, Bunda lihat aja sendiri." sodornya. Iam tak ku bolehkan berbahasa cadel. dari pertama pertumbuhannya kami, aku dan mas saufi memutuskan untuk mengajar Iam dengan bahasa dan tutur yang baik.
"Wah... benar! Iam sudah tau huruf hijaiyah rupanya..." pujiku.
ku intip dari balik buku yang dia sodprkan, dengan gayanya yang melipat tangan didada seolah menyombongkan diri aku cuma bisa tersenyum dan geleng kepala.
"Kalau begitu ... coba baca yang Iam tulis ini apa." kataku
" itu Alif Bunda... " katanya menunjuk gambar tulisan garis lurus vertikal itu
" Oke, benar... lalu ini?"
" itu Ba."
"lalu?"
"Tsa"
"terus... ?"
"Ha!"
"yakin?"
"iya!"
"yang bener?"
"iya Bunda ..."
"hihihi... "
"ih bunda kok ketawa sih" rungutnya
"Iam mau belajar ngaji sama bunda?"
"iya!"
"masa masih salah bedain mana Jim sama Ha" kataku cuek
"hah? masa bunda?"
"hu um" anggukku
"Yah.. Iam ga bisa belajar ngaji donk Bunda..." kata anakku sedih
aku mulai kasihan dengannya, mengerjai dia dengan kesungguhannya begitu terasa tak tega.
"Iam beneran mau ngaji? bersungguh2 buat belajar ngaji?" tanyaku
"iya bunda.. benerannn " gigihnya
"Mandi sanah, kita beli Iqra' buat Iam terus beli peci juga" tawarku.
" Sekarang bunda?" tanyanya
" Emang bunda bilang Tahun besok?" kemudian anakku cemberut. dan berlalri meninggalkanku untuk mandi.