Wednesday, July 3, 2013

An

sebelumnya maaf, jika  cerita ini agak didramatisir dan disengaja keberadaan tokohnya. toh, cuma cerita.

namanya An, An ini anak sulung dari tiga bersaudara. kedua adiknya laki-laki. sejak kecil An sudah digembleng jadi anak rumahan. dan anak yang manut sama orangtua. dan alhamdulillah sampai sekarang, ketika umur An sudah menginjak 20 tahun. dia masih hormat dan patuh sama orangtuanya. gak kayak anak sekarang kalau udah merasa dewasa bebas buat mbrontak . singkat cerita soal itu, sebenarnya ada beberapa kejanggalan yang dirasa An, ketika umurnya sudah menginjak 8 tahun, ketika doktrin tentang "anak perempuan harus dirumah menolong ibunya" itu ada dan ketika adik paling bungsunya lahir. ketimpangan itu terjadi.

Pulang sekolah An misuh-misuh sama ibunya, minta di masukkan les di bimbel lantaran banyak temannya yang ikut les juga dan An juga ingin ikut selain itu An yang terbilang dbawah rata-rata ini juga ingin pintar. biar ibunya gak ngeluh setiap kali nrima lapor dan kenaikan kelas. namun, belum sampai setengah kalimat, perkataan An langsung disergah ibunya, dibilang nanti bakalan keluyuran kesana-kemari..jadi anak yang gak patuh ibunya nanti, mendengar hal itu An kecewa, sampai bikin perjanjian dengan dirinya, mulai detik itu dia gak bakalan minta yang aneh-aneh lagi sama ibunya, pun bapaknya. toh bapak juga manut sama ibu kok.

kehidupan An sehabis kejadian beserta perjanjian itu dibuat berjalan biasa saja, namun ketika An menginjak SMP doktrin itu makin ketat, bayangin aja..buat belajar kelompok kerumah temen saja gak boleh. kata ibu kalau ada kerja kelompok mending dirumah kita saja. An terpenjara, sekolah dekat rumah dan jam pulang yang gak bisa di longgarkan sedikit demi memiliki teman itupun dijadwalkan ibunya. jika waktu pulang itu jam 12.40 ya jam 12.50 sudah harus dirumah. An tersiksa, hingga ketika temennya ngajak pergi main, An malah bohong, karena jujur pasti gak bakal dibolehin buat keluar.

lepas SMP, An masuk kesebuah SMA. sedikit lega karena jaraknya dengan rumah cukup jauh, jadi jika telat pulang sedikit karena ingin baca komik atau novel ditaman bacaan, An punya alasan, angkot penuh atau bus kota juga. tapi tetap saja, dengan alasan begitu An malah diantar jemput sama bapak walau cuma pake motor bebek. An iri, temannya yang ibunya cuma jualan sayur gak sebegini juga memperlakukan anak perempuannya jika yang dipermasalahkan ibu An itu kondisi ekonomi mereka. hobi An membacapun seakan virus bagi ibunya. padahal itu waktu libur, entah kalau disuruh bayar, An mau bayar berapa saja andai ibunya mau mengerti apa minatnya. pernah suatu saat ketika An hendak meneruskan ke SMA itu ditanya ibunya, mau masuk apa, An menjawab Sekolah Kesenian bu, malah disela ibunya " seni itu apa? gak bakalan bisa ngasilin duit." lagi-lagi, An dipatahkan. lain halnya dengan adik kedua dan bungsunya. minta dimasukkan bimbel oke.. beli ini itu oke..masuk kesekolah ini oke..

An berfikir, apa aku anak titipan? yang mesti manut buat ganti rugi semua apa yang dikasih ibu?
ah.. fikiran tidak waras itu lagi..

tak berhenti disitu, kebiasaan An sehari-hari ya bantu ibu, buat nonton tv kadang juga disita ibu, padahal program kesayangannya cuma sejam, film korea yang dari jam 4-5 itu. kadang An ingin saja berontak, tapi ingat posisinya sebagai anak emaang harus manut.

rasanya berdossa sekali An hanya menyalahkan ibunya, tapi bukannya ini kebalikannya? An cuma tidak tahu, apa yang dilakukan ibunya kepada An adalah efek kekecewaannya terhadap neneknya An, lantaran tak terpenuhi keinginannya sewaktu muda. kejadian ini bak lingkaran setan. An mulai sadar. dan berjanji jika dia nanti menjadi ibu, apa yang terjadi dengan dirinya sekarang cukup dia yang rasakan. anaknya harus menjadi dirinya sendiri, harus mempunyai cita-cita sendiri. harus memiliki karakter sendiri, bukan karakter pendiam dan pengecut seperti ibunya ini. dan An lah yang harus memutus lingkaran setan itu sendiri. jika dia ingin anaknya nanti memiliki pribadi yang tak seperti dirinya.


kejadian ini banyak kita temui, belajarlah dari sini. karena bahkan An pun tak pernah lagi di usap dan dipeluk ibunya ketika dia mendapat juara 1 kecuali ketika bayi saja.

0 comments:

Post a Comment