Saturday, July 27, 2013

Dalam tundukku.

Kau selalu menanyakan kenapa aku menjatuhkan pandanganku kebawah.
Bukan lantaran malu.
Bukan lantaran tak pede.
Aku cuma tak tega.

Ketika ku lihat kedepan dua ratus meter dihadapku.
Para pengemis dan gelandangan itu.
Atau ketika ku melongok kekiri.
Para penjudi dan perampok itu.
Yang bersarung ataupun berdasi.
Bahkan..ketika ku melengah kekanan.
Yang ada hanya kemunafikkan.

Aku tak mampu melihat keatas.
Tak mau menandingkan Tuhan.

Kadang manusia kerap tak sadar.
Hidup yang benar hidup berawal dari akar.
Lain halnya ketika benalu tumbuh di ranting pohon.
Yang cuma merenggut dan menghisap tanpa ampun.

Dan ketika manusia sadar itu.
Mungkin nafas dan tubuh tak lagi menyatu.

0 comments:

Post a Comment