Thursday, August 29, 2013

Maaf.. kita beda keyakinan.

Malam itu sudah larut. Kira-kira pukul 01.00 dini hari. Ku lihat dinding socmed tempat biasa ku tumpah ruahkan tulisanku.
Hei.. ada permintaan pertemanan.. siapa ya... akun atas nama echa cha cha yang aku pakai di invite oleh seorang pria ber perawakan teduh. Evans di. Setelah aku cek profilnya.. aku konfirm. Christian? Fikirku. Tapi gak soal..

Aku seorang penulis sekaligus penerima curhat. Beberapa teman mayaku kerap curhat dan menghubungiku. Perempuan kebanyakan. Jadi, karena niatku pure buat berteman. Aku mencantumkan contact handphone ku.

Gak lama.. handphoneku bunyi. Ada sms masuk. Siapa ya..
"Hai cha. Ini aku evan makasih ya udah di invite.. "
"Eh.. hai juga.. iya sama-sama.."
"Salam kenal ya.. aku sering baca tulisan kamu via grup sama blog. Cerdas.. aku kagum.. jarang cewek yang berfikiran kritis kayak kamu. Apalagi menyoal pendidikan yang biasanya urusan orang tua-tua."
Jelasnya panjang lebar.
"Ah iya.. terima kasih.. terima kasih banyak.."
"Oke.. eh iya. Ga apa apa kan aku sms kamu gini?"
" ngga apa apa.. asal gak usil aaja.. :)"
" oh.. iya.. hehe"

Setelah kejadian itu evan intens menghubungiku. Sebisa mungkin aku menanggapi sikap evan dengan bijak. Dari gelagatnya evan menyukaiku. Kadang secara tak langsung dia melihatkan perhatiannya denganku.

Membuatku.. bimbang. Tak bisa ku elak.. aku pun menaruh simpati padanya.. tapi... tidak mungkin..

Firasatku benar saja.. tepat tiga bulan kita berteman. Evan menyatakan perasaannya. Dengan hati-hati aku menjelaskan padanya..

"Van.. kamu tau kan.. antara kita sebenernya ada jarak yang lebar? Jauh lebih lebar daripada keliling bumi. Ini bukan cuma soal sikaya dan simiskin van.. ini keyakinan.. maafin aku ya van.. aku cuma bisa menerimamu sebatas teman. Tidak lebih.. "

0 comments:

Post a Comment